Rabu, 01 April 2009

Willkommen in FGDexpo2009



klik gambar untuk format pandang lebih besar.
dapatkan informasi lengkap FGDexpo2009 di:
http://exponewroom.blogspot.com/
http://www.fgdexpo.net/
http://fgdexpo.blogspot.com/
http://www.facebook.com/expo_newsroom

web editorial / advertising:
mobile: +62-21 94 6969 48
email: fgdexpo.newsroom@gmail.com , mahar.prastowo@gmail.com

FGDexpo2009_seminar_conference



klik gambar untuk large format

Sabtu, 27 Desember 2008

Industri plastik berpotensi merugi US$1,44 miliar

Jumat, 26/12/2008

JAKARTA: Industri pengolahan plastik (sektor hilir petrokimia) di dalam negeri berpotensi merugi hingga US$1,44 miliar pada tahun depan. Potensi rugi ini disebabkan oleh transaksi domestik untuk berbagai kebutuhan penunjang produksi masih menggunakan dolar AS.

Di sisi lain, desakan industri hulu petrokimia menaikkan tarif bea masuk (BM) yang berlaku umum (most favoured nations/MFN) untuk bahan baku plastik polietilena (PE) dan polipropilena (PP) pada 2009 dapat memicu kenaikan harga produk.

Presiden Direktur PT Dynaplast Tbk Tirtadjaja Hambali menjelaskan dominasi penggunaan nilai tukar dolar AS dalam transaksi di dalam negeri menjadi salah satu penyebab terdepresiasinya nilai tukar rupiah ke titik terendah (sempat menembus di atas Rp12.000 per dolar pada awal Desember).

Keadaan itu berdampak pada peningkatan kerugian di sektor pengolahan plastik yang selama ini terpaksa menyesuaikan transaksi dengan mata uang dolar AS untuk pembelian bahan baku dari sektor hulu petrokimia di Cilegon, gas dari PT PGN, termasuk kebutuhan kertas cetak dan tinta.

Tirtadjaja memprediksi depresiasi rupiah terhadap dolar AS masih akan terjadi hingga akhir 2009 menyusul ketidakpastian ekonomi dunia. Kondisi itu, paparnya, berpotensi merugikan industri hilir plastik sekitar US$120 juta per bulan (US$1,44 miliar sepanjang 2009).

Berdasarkan catatan Asosiasi Industri Plastik dan Olefin Indonesia (INAplas), total omzet yang dibukukan sekitar 6.000 perusahaan plastik di dalam negeri mencapai US$6 miliar per tahun.

Nilai tersebut hanya mencakup seluruh transaksi bahan baku dari industri hulu domestik sekitar 2,5 juta ton per tahun dan transaksi dagang di berbagai produk plastik a.l. kemasan dan plastik fleksibel.

"Keuntungan kami dalam 10 bulan 2008 sudah pupus dalam tempo 2 bulan. Pada tahun depan, kami berpotensi menanggung kerugian sekitar 20% dari total nilai omzet. Kami sudah tidak tahan dengan guncangan kurs saat ini. Upaya kami [asosiasi] mengirimkan surat protes ke Presiden [Susilo Bambang Yudhoyono] melalui Kadin Indonesia sampai saat ini ternyata tidak direspons," ujarnya, kemarin.

Padahal, sektor pengolahan plastik telah lebih dahulu mengalami tekanan hebat akibat lonjakan harga bahan baku plastik sebagai dampak lonjakan harga minyak mentah sebesar 60% ke posisi US$147 per barel.

"Kami sudah meminta [pelaku usaha] lebih dari 10 tahun lalu untuk bertransaksi dengan rupiah, tetapi mereka [rekanan/pemasok] menolak. Mereka sebenarnya melanggar UU Bank Indonesia 1998 Pasal 20 dan SK Menkeu No. 19/MK/1998," kata Ketua Umum Asosiasi Industri Kemas Fleksibel Indonesia (Rotokemas Indonesia) Felix S. Hamidjaja, kemarin.

Meskipun demikian, lanjutnya, tidak ada tindakan tegas dari pemerintah untuk menertibkannya dengan memberikan sanksi hukum yang tegas bagi para pelanggar. "Sampai saat ini pemerintah tidak mengeluarkan juklaknya. Bagaimana mungkin mereka bisa dikenakan sanksi," katanya.

Harga naik

SDirektur Pelatihan Industri INAplas Yoesoef Santo menambahkan usulan kenaikan tarif BM bahan plastik dari 10% menjadi 15%-20% diperkirakan menyebabkan harga produk akhir ikut terdongkrak naik sekitar 20%.

"Keadaan ini dapat menyebabkan melemahnya daya beli konsumen yang akhirnya menambah tinggi tingkat inflasi," katanya.

Kalau pemerintah tidak jeli, katanya, dampak krisis global akan kian menekan posisi tawar industri hilir lebih serius, padahal sektor ini sangat padat karya dengan total sekitar 500.000 tenaga kerja berbanding 4.000 orang di sektor hulu.

"Kenaikan tarif BM seharusnya dilakukan terhadap impor produk turunan plastik dari China, Vietnam, dan India, bukan BM untuk bahan baku. Industri hilir ini juga perlu diberi kemudahan impor barang modal seperti izin memasukkan mesin bekas dengan BM 0%," lanjutnya.

Presdir PT Indokonverta Indah Ida N. Hasni memaparkan apabila depresiasi rupiah terus berlanjut, pada kuartal II/2008 sektor pengolahan hilir plastik terancam terganggu karena beban kerugian makin besar sedangkan order semakin kecil.

"Volume produksi kami terancam menyusut 20%-30% yang berpotensi membuat sebagian besar lini produksi dimatikan. Pelemahan daya beli pada tahun ini telah memangkas order kami sekitar 33%. Masalah yang dihadapi industri petrokimia pada tahun depan akan semakin pelik karena pada saat bersamaan dilakukan kenaikan UMP [upah minimum provinsi]," paparnya. (yusuf.waluyo@bisnis.co.id)

Oleh Yusuf Waluyo Jati
Bisnis Indonesia

Color Chips, Color Guide vs. Color Chart

oleh: Herman Pratomo, FGDforum, Pengajar Politeknik Negeri Jakarta

Dalam ilmu grafika "panduan warna" adalah hal yang paling penting untuk disimak, "panduan warna" ini bisa berupa benda yang warnanya perlu kita ikuti dalam mereproduksi warna, mengukur dan membandingkan adalah rutinitas yang tidak dapat dihinfari dalam mereproduksi watna; Namun kadang kala pelanggan bisa hanya menyebut nama/nomor warna yang ada dalam buku panduan warna. Untuk inilah percetakan wajib mengenal buku-buku panduan warna yang sering dipakai oleh pelanggannya.

Color Chips

Color Chips adalah contoh warna dengan tujuan sebagai panduan warna dalam mereproduksi warna; biasanya merupakan sobekan yang diambil dari buku warna atau hasil cetakan.

Pada baris pertama menunjukan contoh warna-warna khusus yang biasanya dapat dibuat oleh pabrik tinta cetak, di Indonesia ada beberapa pabrik tinta cetak antara lain: Cemani Toka, DIC Graphics, Sakata Inx, Inkote, Printcolor, Siegwerk. Sementara ada beberapa perusahaan yang memberikan jasa pencampuran tinta (Color Matching) yang tinta cetak dasarnya dari beberapa pabrik di dalam maupun diluar negeri, seperti: Valspar, Toyo Ink, BenzAce dll.

Penggunaan Warna Khusus ini perlu dicermati, karena trend reproduksi warna (terutama di industri cetak kemas) warna khusus tersebut dapat dikombinasikan penggunaannya dengan warna lain (Bump Plate, Pantone Hexachrome, System Opaltone) à Multi Color Process; Apabila ini terjadi maka pabrik tinta akan menyesuaikan pembuatan tintanya agak transparent, agar tidak terjadi Ink Trapping Error.

3 Color Chips pada baris kedua adalah contoh warna yang dapat dibuat dari kombinasi mencetak dengan 4 warna proses, yaitu Cyan, Magenta, Yellow dan Black; disingkat CMYK. Tinta Cetak warna proses harus memenuhi kriteria tertentu agar kombinasi warnanya dapat ditebak. (Lihat penjelasan tentang warna proses CMYK di: Model Warna CMYK)

Warna kombinasi pada baris ketiga merupakan panduan warna kombinasi dari model warna RGB (Red, Green, Blue), warna-warna ini hanya dapat ditampilkan dengan alat optik seperti layar monitor; Warna-warna RGB sebenarnya tidak pernah dicetak dan tidak diperuntukan untuk panduan mencetak warna. Tetapi apabila sampai ada Color Chip jenis ini dapat dikategorikan sebagai warna khusus.

Sobekan atau bahkan produk asli tidak dapat digunakan sebagai panduan warna karena secara teknis tidak dapat diukur, sehingga sering terjadi perdebatan. Namun karena keterbatasan dari perusahaan pemberi order cetak, pada kenyataannya banyak percetakan yang menerima contoh-contoh warna jenis seperti ini dari pelanggan mereka. Hal ini perlu direduksi dengan memperkenalkan lebih intent penggunaan Digital Proofing.

Untuk memenuhi kebutuhan akan panduan warna dibuatlah buku tentang panduan warna dan yang sering kita jumpai adalah Color Guide (termasuk yang dapat disobek sebagai Color Chips) dan Color Chart.


Color Charts

Agar mendapatkan pengertian yang lebih bermanfaat, saya mendefinisikan Color Chart sebagai buku panduan warna kombinasi dari warna-warna proses (baik model warna CMYK atau Pantone Hexachrome atau sistem warna proses lainnya).

Dalam memproduksi Color Chart beberapa hal perlu diperhatikan, agar Color Chart dapat berhasil guna:

1. Ketebalan tinta pada saat mencetak harus normal sesuai dengan teknik pencetakannya, jangan terlalu dipaksakan untuk mendapatkan kepekatan warna (color density) atau warna (CIELab) yang ditentukan (biasanya untuk Cetak Offset Lithography sekitar 1μ); apabila tidak tercapat kepekatan / warna tanyakan kepada pabrik tinta yang bersangkutan dan mintalah untuk menaikan Kekuatan Warna (Color Strength) tinta tersebut.
2. Mengatur Nilai Pembesaran Raster (Tone Value Increment / TVI) atau lebih sering disebut Dot Gain hingga sesuai dengan standard cetak, biasanya 22% untuk mencetak Offset Lithography diatas Coated Paper dengan frekuensi raster 150 lpi.
3. Mencetak dengan variasi dan toleransi seminimal mungkin, total variasi dan toleransi maximum ΔEab = 5 adalah nilai yang ideal untuk produksi Color Chart.
4. Mengukur parameter warna dengan cara yang benar, pergunakan Spectrophotometer merk X-Rite sudah banyak beredar di Indonesia.


Color Guide

Buku panduan warna Color Guide saya definisikan menjadi 2 macam, yang pertama adalah Buku Panduan Warna yang hanya mencantumkan warna dan yang kedua adalah Formula Guide, yaitu buku panduan warna yang mencantumkan dengan formula apa warna dapat dibuat, biasanya buku seperti ini mempunyai 2 bagian, yaitu bagian Warna Dasar (Basic Colors) dan Warna Campuran (Matching Colors).

Color Guides keluaran Pantone adalah yang paling banyak kombinasi serta versinya, untuk cetak kertas saja ada Coated Solid, Uncoated Solid, Metallic Colors dan Pastel Colors.

Membuat Color Guides memerlukan rol penintaan khusus, agar oscillating roll (roll geser yang berfungsi meratakan tinta pada posisi antara Inkkey Zones) tidak membaurkan warna tinta lainnya. Dibawah ini saya illustrasikan mencetak 2 halaman pertama Pantone Solid Coated. Dengan memanfaatkan mesin cetak dua warna, unit cetak cetak pertama mencetak label hitam dan unit cetak kedua mencetak 14 warna sekaligus; Unit cetak kedua ini dimodifikasi baik bak tinta maupun rol tinta nya. Jadi sekali lintasan akan menghasilkan 4 x 2 halaman pertama buku Pantone Solid Coated.



References:

http://www.colorguides.net/

http://opaltone.com/Color-Books-109.cms

http://eci.org/doku.php?id=en:colorstandards:offset

http://www.xrite.com/top_Products.aspx

* * *

catatan penulis:
Saya juga baru menulis program kecil (Javascripts) yang jalan di Adobe Illustrator CS3 untuk membuat halaman-halaman Color Charts.Parameter sangat flexibel, baik ukuran color patches, jarak, interval rasternya. Kepada yang berminat (kirimkan proposalnya), saya dengan senang hati dapat memberikan dengan cuma-cuma. [hermanpratomo@yahoo.com]

Rabu, 22 Oktober 2008